EMOTIONAL FREEDOM
Silent Killer Series – By. Herold Kilapong – Minggu, 26 Februari 2012
Untuk mendapatkan Powerpoint/Keynote pengajaran ini, hubungi email herolkilapong777@yahoo.com (FREE!)
Untuk mendapatkan Powerpoint/Keynote pengajaran ini, hubungi email herolkilapong777@yahoo.com (FREE!)
PENDAHULUAN
Gambar diri. Pengetahuan kita akan diri sendiri dan posisi kita dihadapan Tuhan akan sangat menentukan sikap kita dalam perjalanan iman didunia ini. Termasuk reaksi-reaksi emosi/perasaan kita akan terlibat banyak didalamnya.
Posisi kita – Dibenarkan oleh Tuhan. Bukan orang berdosa tetapi orang yang dibenarkan.
Gambar diri kita – Serupa dengan pencipta kita: 1 Pet 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tentu saja masih banyak lagi kebenaran yang luar biasa tentang posisi dan gambar diri kita dihadapan Tuhan yang tertulis di Alkitab.
Ini penting untuk menjadi dasar hidup dalam kemerdekaan emosional kita. Sebab kehidupan yang kompleks dengan berbagai aspek dan kebutuhannya membutuhkan pemahaman yang jelas tentang hakekat hidup kita terlebih dahulu. Jadi apapun yang kita harus hadapi, suka maupun duka, akan bisa dihadapi dengan kemenangan karena gambar besar kehidupan kita sudah kita lihat.
Kisah Kolam Betesda
Dalam Yohanes 5:2-7 dikisahkan seorang yang sakit 38 tahun dipinggir kolam Betesda, ditanyakan Yesus, “maukah engkau sembuh?” jawaban orang sakit ini ‘tidak nyambung’, Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Lihat masalahnya? Sakit hati orang ini terhadap orang disekitarnya jauh lebih parah dari sakitnya. Dan dia tidak pernah mengalami sembuh selama 38 tahun, malah keadaannya menjadi semakin parah karena menganggap orang lainlah yang lebih bertanggung jawab terhadap kesembuhannya. Berapa banyak orang yang demikian. Yakni orang yang berpikir bahwa orang lain harus bertanggung jawab terhadap keadaannya yang tidak baik/sakit. Sama seperti kisah Yohanes 5 tadi, orang tersebut tidak menyadari keadaan dirinya. Dia hanya peduli terhadap kelakuan orang lain. Lebih dari kepeduliannya terhadap dirinya sendiri yang sedang sakit. Akibatnya keadaannya tidak membaik, malah berlarut-larut selama 38 tahun!!! Sampai (ditafsirkan) lumpuh.
Jadi penting sekali untuk kita menyadari keadaan kita.
Hag 1:5 Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
Hag 1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Hag 1:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
Hag 1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
Pengertian Emosi
• Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'.
• Luapan perasaan yg berkembang dan surut dalam waktu singkat; http://www.kamusbesar.com/10224/emosi
Dari studi ini kita mengerti kata “emosi” tidak sama dengan pengertian orang secara umum. Karena “emosi” selalu diidentikan dengan “marah” padahal tidak selalu demikian. Justru dari bahasa aslinya émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' sebaiknya kita lebih mempercayai “emosi” dari arti kata aslinya, “kegembiraan” atau “sukacita!”
Pilih Sukacita!
Maz 118:24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
Menurut ayat ini sukacita adalah keputusan. Bukan keadaan. Walaupun keadaan bisa mencuri sukacita kita, kita tetap harus memilih sukacita. Joel Osteen, seorang hamba Tuhan yang diurapi berkata, “Choose to be happy!”. Joyce Meyer dalam buku 7 Hal Yang Mencuri Sukacita Anda (p.xii) setuju bahwa Sukacita Adalah Pilihan, bukan keadaan. Rasul Paulus bahkan lebih serius lagi, (FIL 4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Bagaimana dengan Yesus? salah satu pengajarannya yang terkenal adalah Kotbah di bukit (Sermon Of The Mount). Dalam kotbah ini Yesus mengidentifikasikan berbagai situasi yang mungkin saja mencuri sukacita kita dan tetap mengatakan, “Berbahagialah!”. Miskin (poor in spirit/berbicara kerendahan hati) dihadapan Allah, Berdukacita, Lemah lembut, Lapar dan haus akan kebenaran, Murah hati , Suci hati, Membawa damai, Dianiaya dan dicela (Matius 5)
Maka dengan demikian kita akan memahami “emosi” dengan berbeda.
Karena itulah kita dimerdekakan! Amin! Mari lihat “emosi” (bhs Inggris “EMOTION”) dalam pengertian yang berbeda’
Karena itulah kita dimerdekakan! Amin! Mari lihat “emosi” (bhs Inggris “EMOTION”) dalam pengertian yang berbeda’
• E – Enjoying The Process, 1Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Prinsipnya Tuhan menyukai proses. Dan tidak ada yang instant bagi putra-putri Kerajaan yang akan memerintah. Harus dilatih untuk siap memerintah bersama Tuhan dengan budaya Kerajaan Sorga. Dalam rangka proses tersebut kita mengalami situasi yang bisa saja menguras emosi. Maka perlu sekali memanage/mengatur emosi supaya tetap kondusif untuk proses yang sedang dijalani. Kata kuncinya “enjoying”. Nikmati. Ayat diatas menunjukkan bahwa Tuhan dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita “segala sesuatu” untuk dinikmati. Segala sesutau sudah mewakili semua situasi dan keadaan. Pasti bisa dinikmati!
• M – Meek Spirit, 1 Petrus 3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Lemah lembut adalah kualitas Yesus. Lemah lembut beda dengan lemah gemulai. Lemah lembut juga bukan tanda kelemahan. Lemah lembut adalah kualitas seorang yang besar di tangan Tuhan. Roh yang lemah lembut tanda seseorang telah bebas dari emosi yang merugikan. Dan Alkitab berkata, lemah lembut adalah perhiasan batin. Wow!
• O – Original Manner, 1 Korintus 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Tuhan memanggil kita sesuai keunikan yang diinvestasikannya kepada kita. “Keunikan” dalam bahasa Alkitabnya adalah “talenta” atau “karunia”. Jadi kita akan menikmati kehidupan ini dengan berbagai dinamika suka dukanya jika pekerjaan tersebut sesuai karunia/talenta. Ini tentang “calling/destiny” seseorang. Bayangkan orang yang talenta menyanyi. Maka dia akan menikmati semua proses yang harus dialami ketika merintis karir menyanyi hingga mengembangkannya. Semua suka duak akan terbayar lunas oleh rasa puas menjadi diri sendiri. Sudah tidak ada rasa puas selain menjadi maksimal sesuai panggilannya lewat karunia/talenta dan mengembangkannya.
• T – Trust God, Mazmur 37:1 Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; 2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. 3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, 4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Sikap percaya kepadaa Tuhan bisa mengatasi rasa marah kita akan sutau keadaan atau situasi yang kita tidak inginkan. Karena situasi/keadaan berada “di margin luar kendali” kita. Tetapi rasa marah ada dalam keputusan kita. Nah, alasan bagi kita u ntuk memutuskan tidak marah adalah mempercayai Tuhan that God is in control! Amin!
• I – Intimate Relationship, Mamzur 73. Bacalah keseluruhan ayat ini. Anda pasti akan dibuat kagum bagaimana pemazmur yang mengalami keadaan emosi yang merugikan bisa membaliknya dengan sikap yang menyehatkan. Dan itu terjadi ketika dia memilih hubungan dengan Tuhan menjadi yang terutama,
(ayat 25) Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. 26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
• O – Overseeing Life, Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Menjaga hidup adalah sikap yang bijaksana. Ini juga tentang menjaga hati, pikiran dan tindakan. Ini juga tentang menjaga emosi. Dan kumulasi dari sikap menjaga hidup setiap hari ini berjudul: hidup bijaksana.
• N – No Sorrows, Mazmur 43:5 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Hahaha! Kali ini kita harus tahu keadaan jiwa kita. Bila tertekan maka kita harus berkata, mengapa engkau tertekan hai jiwaku! Kita harus mendidik emosi kita untuk bersyukur dan berharap kepada Tuhan. Pasti bukan hanya menjadikan keadaan lebih baik tetapi juga kehidupan yang semakin bisa dipercaya Tuhan karena selalu beryukur. Orang yang selalu beryukur adalah orang yang siap untuk perkara besar! Amin!
KESIMPULAN
Maka dengan mengenal posisi kita dihadapan Tuhan, gambar diri yang dipulihkan sesuai kebenaran Firman Tuhan, serta memutuskan untuk hidup dalam sukacita dan memandang “emosi” dalam pengertian yang berbeda, maka kita akan mengalami sebuah kehidupan yang sangat berbeda! Yaitu kehidupan yang dimerdekakan secara emosional. Dan kemudian mengalami kepercayaan dari Tuhan lebih lagi, selaku pemegang ekonomi atas Balikpapan. Karena terbukti bisa menjadi perwakilan Kerajaan Kristus dimanapun kita berada. Amin!