EVENT DAN PROSES

EVENT AND PROCESS
Herold Kilapong - Ibadah Raya Minggu 17 Juni 2012
ROCK BALIKPAPAN
Need The Powerpoint Form? Feedback ur email @



Mat 7:13  Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14  karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
(MSG) 13 "Don't look for shortcuts to God. The market is flooded with surefire, easygoing formulas for a successful life that can be practiced in your spare time. Don't fall for that stuff, even though crowds of people do.“ 14 The way to life—to God!—is vigorous and requires total attention.

“Don’t look for shortcuts to God…”
Dalam terjemahan “The Message” ayat 13 tertulis “Don’t look for shortcuts to God…”
Jika mau jujur keadaan hari ini kebanyakan orang lebih suka shortcuts/jalan pintas. Mereka lebih suka “easygoing formulas for a successful life that can be practiced in your spare time”. Persis seperti ayat diatas! Cara-cara yang mudah untuk hidup yang sukses. Selanjutnya di ayat tersebut dikatakan, “even though crowds of people do.“ Sekalipun banyak orang yang melakukannya. Mereka lebih suka EVENT daripada menjalani PROCESS-nya.
Pelajaran ini menolong kita untuk benar-benar memahami bahwa event, sehebat apapun, tidak pernah dapat menggantikan proses. Dan sejujurnya waktu terbesar kita habis dalam proses dan hanya sedikit pada event. “Waktu” yang merupakan resources terbesar kita, lebih banyak ada dalam proses. Hari-hari kita dan waktu-waktu kita banyak diisi dalam proses. Masalahnya banyak yang kehilangan waktu di masa proses karena konsentrasinya hanya di event. Karena event itu singkat. Lebih cepat dibanding proses. Dan banyak orang lupa, keadaan “wah” di event tidak mewakili keadaan sesungguhnya di proses. Contohnya Wedding! Orang lebih suka wedding yang meriah dan wah. Berpuluh juta hingga milyar dan puluhan milyar hanya untuk acara yang paling lama habis sebulan…. Tetapi “Marriage” itu berbeda. Dan marriage membutuhkan waktu seumur hidup!!! Beberapa orang yang mau menikah lebih banyak habiskan waktu dan uang untuk persiapan wedding dan mengabaikan konseling-konseling pra marriage. Yang diabadikan justru foto-foto pre wedding yang belum tentu bertahan lama dalam marriage. Kenyataannya, setelah beberapa tahun kemudian, foto-foto prewed itu hancur/dihancurkan berantakan oleh kegetiran pernikahan yang tidak bertahan lama. Mereka lupa, proses dalam pernikahan tidak dapat digantikan event apapun. Termasuk event anniversary! Anniversary penting untuk re-commitment tetapi prosesnya yang menentukan kebahagiaan pernikahan.
Sebenarnya event dan proses mewarnai seluruh aspek hidup manusia. Coba jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
Mari saya beritahu saudara, semuanya proses!
Sembuh dari sakit adalah sebuah event yang wajib disyukuri. Tetapi hidup sehat itu adalah proses. Hanya karena kita telah sembuh bukan berarti kita akan selalu sehat. Perlu proses yang berubah setelah sembuh: gaya hidup dan pola makan serta stress management. Dan itu adalah proses yang membutuhkan waktu.
Saudaraku, jangan salah paham dengan saya. Saya percaya event tetap dibutuhkan untuk sebuah komitmen. Tidak mungkin ada marriage sebelum wedding. Ada sehat sebelum sembuh. Ada pemulihan sebelum pertobatan dst. Hanya saja seorang suami yang baru saja mengikuti Camp Pemulihan Kepriaan belum tentu sudah dipulihkan sampai dia menjalani prosesnya waktu pulang rumah. Ketemu isteri yang belum berubah, masalah yang masih sama dan keadaan-keadaan yang mungkin semakin rumit. Disitulah pemulihan diproses hingga benar-benar pulih. Camp Kepriaan bukan “easygoing formula” untuk menjadi pria yang diubahkan. Camp Kepriaan dibutuhkan untuk sebuah pertobatan dan komitmen baru untuk kehidupan yang dipulihkan. Tetapi untuk dipulihkan adalah hal yang berbeda. Dia harus menjalani prosesnya! Sekalipun tak terbantahkan kita memerlukan camp-camp semacam itu. Namun sejujurnya cukup banyak pria dipulihkan tanpa melewati camp kepriaan hanya karena dia mau menjalani prosesnya! That’s it!

To Keep The Event, Start The Process
Dalam Yohanes 5:5-14 diceritakan seorang yang sakit selama 38 tahun. Akhirnya dia disembuhkan. Beberapa waktu kemudian Yesus bertemu dengan orang tersebut dan terjadilah percakapan ini,
Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Eventnya sudah terjadi. Pria ini disembuhkan. Tetapi Yesus tetap mengingatkan, jangan berbuat dosa lagi supaya kepadanya tidak terjadi yang lebih buruk lagi. Dengan kata lain banyak orang yang telah menerima event yang baik namun berakhir dengan buruk.  Catat ini: Jika kita tidak follow up mujizat dengan proses, cara berpikir yang baru, gaya hidup yang baru, kebiasaan yang baru, maka kita akan kehilangan keuntungan atau benefit dari event/mujizat. Pernikahan harusnya menjadi event yang luar biasa apabila di maintain dengan proses. Namun sejujurnya banyak pernikahan hari ini yang  tidak dirasakan lagi benefitnya oleh banyak pasangan. Jadi memulai proses adalah follow up terbaik dari sebuah event. Anak saya yang tertua, Eve, baru selesai dengan event kelulusan dan acara perpisahan di sekolah SDnya. Kita semua bersyukur Eve lulus SD. Kita merayakannya dengan nonton bareng Madagaskar 3. Namun saya sadar bahwa Eve harus memulai proses yang baru. Dia sekarang anak SMP. Sebuah fase yang lebih tinggi dengan tantangan yang akan memberikannya banyak kejutan. Dia harus memulai prosesnya sekarang. To keep the event, start the process.
Ingat, Lukas 11:24 dituliskan begini,
Luk 11:24  "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. 25  Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. 26  Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula."

Buah yang baik, membutuhkan proses yang baik
Nah sekarang kita telah setuju bahwa proses tidak kalah penting yang harus dilalui setiap kita dalam kehidupan ini. Namun Matius 7:15-20 kita diperingatkan untuk memperoleh buah yang baik dalam sebuah proses maka prosesnya juga harus baik dan benar,
Mat 7:15  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16  Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17  Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18  Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19  Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20  Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.!"
Rupanya proses yang baiklah yang akan menghasilkan sebuah kehidupan yang berbuah. Tidak hanya menjalani prosesnya. Namun jalanilah proses yang baik dan benar. Dan untuk itu kita harus terhubung dengan Tuhan dalam disiplin-disiplin rohani seperti kehidupan doa, baca Firman, memuji dan menyembah Tuhan, bersyukur dan pertemuan-pertemuan ibadah. Dengan demikian semua yang merugikan yakni gaya hidup dan karakter yang buruk semakin dibersihkan dan menghasilkan kita yang semakin seperti Kristus. Sehingga sama seperti Kristus, dalam berbagai proses yang sangat sulit sekalipun, Dia menang dan menerima segala kemuliaan (Filipi 2).
Bayangkan skenario ini:
Seorang pengusaha dalam sebuah gereja lokal. Dikenal bangkrut. Keadaan ekonomi dan finansial yang sulit. Dan keadaan ini telah terjadi cukup lama. Pada suatu ketika, di gereja kedatangan pembicara tamu yang diakhir kotbah mengadakan altar call. Dan kepada pengusaha ini si pembicara mendoakan dan bernubuat untuk sebuah pemulihan ekonomi yang luar biasa. Besoknya tersiarlah kabar jika pengusaha tersebut baru saja mendapatkan proyek bernilai jutaan dolar. Wow! Lantas, apakah yang terjadi terhadap di pembicara tersebut? Bisa ditebak, dia akan “kebanjiran order” untuk mendoakan pengusaha dan diundang dibanyak gereja untuk KKR pemulihan ekonomi. Padahal banyak orang yang tidak tahu bahwa ditahun-tahun yang panjang dalam masa sulit si pengusaha tersebut, dia telah menjalani prosesnya: berdisiplin rohani, bekerja benar, jujur (karena itu kehilangan rekan bisnis), bermurah hati, beriman, berdoa dan terus bekerja keras. Hanya “kebetulan” (jika bisa dikatakan demikian) minggu tersebut si pembicara datang dan mendoakannya pada saat buahnya memang sudah matang dan akan jatuh dari pohon untuk dinikmati. Lihat, kebanyakan dari kita lebih suka event dari prosesnya.

Masih di Matius 7. Sekarang lihat ayat yang terkenal ini,
Mat 7:21  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23  Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Seruan apakah itu? Seruan event atau proses? Namun Tuhan katakan bahwa mereka melakukan kejahatan. Mereka yang suka event bernubuat, mengusir setan dst. Saya bersyukur jika gereja ini tidak dibangun hanya karena event-event KKR dan Seminar besar. Saya percaya gereja akan kuat jika menjalani prosesnya dengan baik dan benar. Sebab jika di rumah kita setiap malam diadakan pesta makan-makan yang enak, pasti rumah kita setiap malam akan ramai dengan tamu undangan dan handai taulan. Tapi apakah dengan otomatis akan menambah anggota keluarga di rumah kita? O tidak! Anggota keluarga hanya bertambah dengan proses hamil 9 bulan 10 hari plus masa pertumbuhan anak yang bertahun-tahun. Maka jalanilah prosesnya.

Diakhir Matius 7. Yakni ayat 24 hingga 28 Yesus menggambarkan pertumbuhan rohani dengan orang yang mendirikan rumah diatas pasir dan batu. Anda pasti sudah mengerti hubungannya dengan pembicaraan kita ini. Jangan sampai rumah yang kita kira kokoh ternyata runtuh ketika badai melanda. Maka jalanilah prosesnya! Sekali lagi ayat diatas saya kutip lagi dan selamat merenungkan hidup ini JMATIUS 7 (MSG):



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut